BURUNG PERKUTUT
Secara Umum
Berbicara mengenai Perkutut Katuranggan
biasanya dikaitkan dengan Perkutut Lokal yang diyakini mempunyai
kekuatan gaib atau supranatural/yoni menurut kepercayaan orang-orang tua
kita sejak beratus-ratus tahun terutama pada masyarakat tradisi Jawa
dan bukan Perkutut Silang atau sering dikenal Perkutut Bangkok yang
banyak kita lihat dan pelihara saat ini yang diyakini sudah tidak lagi
memiliki kekuatan gaib sesuai dengan alam pikiran masyarakat modern.
Sehingga Perkutut Katuranggan sering disebut burung alam gaib yang bisa
memberikan rezeki, kebahagiaan dan ketenteraman rumah tangga, pangkat
dan jabatan, dll.
Kebiasaan menikmati bunyi suaranya
anggungan perkutut yang indah ini dimulai sejak zaman Majapahit dan
memang burung yang satu ini pada waktu itu biasanya hanya dipelihara
oleh kalangan ningrat kerajaan yang semakin dikembangkan pada saat
keraton Ngayogjakarta Hadiningrat dibawah Sri Sultan Hamnegku Buwono VII
pada tahun 1877-1921.
Perkutut juga diyakini sebagai bilangan
ke-lima dari kelengkapan seorang Priya sejati yang sempurna dalam
tradisi Jawa yang berlatar kebudayaan keraton yaitu ; Wisma (rumah),
Garwa (Istri), Curiga (Keris), Turangga (Kuda) dan Kukila (Perkutut).
Perkutut merupakan alat pencipta kepuasan atau kenikmatan pribadi. Suara
anggungannya dan keindahan fisiknya dapat memberikan suasana tenang,
teduh, santai bahagia dan seolah-olah manusia dapat berhubungan dengan
alam semesta secara langsung.
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada
awal tulisan ini, perkutut memiliki keistimewaan luar biasa karena
dianggap memiliki kekuatan gaib yang dapat mempengaruhi pemiliknya
berdasarkan ” Katuranggan ” yang dipercaya memiliki titisan darah gaib,
juga berdasarkan ” Ciri mathi ” adalah ramalan dalam hubungan bentuk
atau sifat tertentu seekor perkutut, sehingga dipercaya memiliki
pengaruh baik (membawa keberuntungan/rezeki, ketenteraman rumah tangga,
pangkat, dlsb.) atau buruk (membawa sial atau mala petaka) bagi pemilik
atau si pemelihara tersebut.
Untuk mengetahui baik tidaknya seekor
perkutut, dapat ditilik berdasarkan katuranggan dan ciri mathi berupa
ciri fisik seperti bentuk tubuh, bulu, paruh, kaki dan juga sifat,
perilaku serta pada saat berbunyi/manggung yang dapat dijelaskan sebagai
berikut/seperti di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar